HOME

4/30/2012

SEJARAH MONAS

Setelah pusat pemerintahan RI kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan RI oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Soekarno mulai memikirkan pembangunan sebuah Monumen Nasional yang setara dengan menara Eiffel dilapangan tepat didepan Istana Merdeka. Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriottisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 agustus 1954 sebuah Komite Nasional dibentuk dan sayembara perancang Monumen Nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi criteria. Ketua juri kemudian meminta silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Soekarno, Akan tetapi soekarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monument itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monument dengan tema seperti itu akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran Negara, terlebih kondisi ekonomi saat intu cukup buruk. Silaban menolak merancang banguana yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga Indonesia membaik. Soekarno meminta arsitek R. M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17,8 dan 45 melambangkan 17 Agustus 1945 melalui proklamsi kemerdekaam Indonesia, kedalam rancangan monumen itu, Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun diareal seluas 80 hektar. Tugu diarsiteki oleh  Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.

0 comments: