Suatu ketika
pada masa Prabu Siliwangi memerintah di Kerajaan Pajajaran, ia memiliki
seorang permaisuri cantik dan sejumlah 7 selir. Suatu ketika sang permaisuri
melahirkan anak perempuan cantik pula, bahkan melebihi kecantikan ibundanya. Ia
dinamai Putri Lara Kadita yang berarti Putri Nan Cantik Jelita.
Kebaikan hati
dan kecantikan Putri Kadita menimbulkan rasa iri para selir yang takut
tersisih dari hadapan Prabu Siliwangi.
Mereka bersekongkol menghancurkan
kehidupan Putri Lara Kadita dan ibunya. Keduanya diguna-guna hingga menderita
sakit kulit yang parah di sekujur tubuhnya. Di bawah pengaruh guna-guna para
selir, Prabu Siliwangi pun mengusir keduanya dari keraton karena dikhawatirkan
mereka akan mendatangkan malapetaka bagi kerajaan.
Dalam kondisi
ini, Putri Lara Kadita dan ibunya pergi tanpa tujuan. Diceritakan, sang
permaisuri tewas dalam pengembaraan, sedangkan Putri Lara Kadita terus berjalan
menuju selatan sampai akhirnya tiba di sebuah bukit terjal di Pantai
Karanghawu. Karena amat kelelahan, Putri Lara Kadita istirahat kemudian
tertidur pulas.
Dalam tidur ia
bermimpi bertemu dengan "orang suci" yang memberi nasihat agar sang
putri menyucikan diri dengan terjun ke laut untuk mendapatkan kesembuhan,
mengembalikan kecantikannya, sekaligus memperoleh kekuatan gaib untuk membalas
penderitaanyang dia alami.
Ketika terbangun,
tanpa ragu Putri Lara Kadita melompat dari tebing curam ke tengah gulungan
ombak, dan tenggelam ke dasar Laut Selatan. Mimpinya pun menjadi kenyataan.
Selain sembuh dan kembali cantik, ia juga beroleh kekuatan gaib serta
keabadian. Namun, sang putri harus
tetap tinggal di Laut Selatan.
Sejak itu ia
disebut sebagai Nyi Loro Kidul (yang artinya loro = derita, kidul = selatan),
atau sang Ratu Penguasa Laut Selatan.
0 comments:
Post a Comment