Monumen adalah sebuah bangunan yang mempunyai nilai
sejarah yang penting dan dilindungi oleh Negara. Dari sebuah Monumen diharapkan
akan ada suatu pewarisan sistem nilai maupun hasil budaya fisik yang luhur atau
agung kepada generasi penerus.
Dari perjuangan rakyat Bali dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
dapat diambil nilai-nilai seperti jiwa patriotisme, semangat persatuan dan
cinta tanah air.
Untuk melestarikan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap budaya maka dibangun Monumen Perjuangan Rakyat Bali sebagai
penghormatan terhadap para pahlawan serta dapat dijadikan obyek wisata
Denpasar.
- Wujud Fisik Monumen
Monumen Perjuangan Rakyat Bali dibangun di areal Niti Mandala
Denpasar, tepatnya di jalan raya puputan di tengah-tengah lapangan Puputan
Margarana. Secara tata denah Monumen berbentuk segi empat bujur sangkar
symetris, menerapkan konsep Tri Mandala yaitu :
a.
Gedung atau pelataran paling tengah adalah Utama
Mandala (Jeroan) yang terdiri dari 3 lantai antara lain :
1) Lantai Bawah (Nistaning Utama Mandala)
terdiri dari :
a)
Ruang Informasi
b)
Ruang Teknis, Ruang Pimpinan
c)
Ruang Pameran
d)
Ruang Perpustakaan
e)
Ruang Souvenir
f)
Ruang Rapat
g)
Toilet
2) Lantai Tengah (Madianing Utama Mandala)
Merupakan ruamg diorama, tempat dupajangkan diorama
Perjuangan Rakyat Bali yang berjumlah 33 unit.
3) Lantai Atas (Utamaning Mandala)
Merupakan ruang peninjauan yaitu temat merenung sambil
menikmati suasana keindahan disekeliling Monumen. Ditengah-tengah ruang lantai
bawah terdapat telaga yang dinamai Puser Tasik, delapan tiang agung dan jalan
tangga naik merupakan “Tapak Dara”.
b.
Pelataran yang mengitari Utama Mandala adalah Madya
Mandala (Jaba Tengah)
c.
Pelataran yang terluar yang mengitari Madya Mandala
adalah Nista Mandala (Jaba Sisi)
- Dasar Falsafah
Wujud Monumen yang menjulang tinggi kengkasa dengan pelataran
yang luas mencerminkan sifat monumental dan anggun berwibawa. Secara fisiologis
wujud ini melambangkan Lingga-Yoni yaitu lambang Dewa Siwa yang memberikan
kesehjahteraan dan kesuburan.
Diceritakan bahwa para dewa dan daitnya memutar gunung
Mandhara di Ksirnamawa (Laut Susu) untuk medapatkan Amertha (Air Kehidupan Abadi).
Cerita ini berasal dari epos besar Mahabarata yang mengandung makna untuk
mencapai suatu hasil harus melalui kerja keras, tekun dan ulet. Bentuk segi delapan dengan teratai berdaun
delapan yang disebut Astadala yang melambangkan kemahakuasaan Tuhan Yang Maha
Esa.
Anak tangga Kori agung pada pelataran tangan berjumlah 17
buah, tiang agung yang terdapat pada kolam ditengah-tengah bangunan inti
berjumlah 8 buah, dan tinggi Monumen dari dasar sampai puncak adalah 45 meter.
Bila angka-angka tersebut dirangkai akan tersusun 17-8-45 yang menunjukkan hari
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
0 comments:
Post a Comment