HOME

5/03/2012

Profil Monumen Perjuangan Rakyat Bali



Monumen adalah sebuah bangunan yang mempunyai nilai sejarah yang penting dan dilindungi oleh Negara. Dari sebuah Monumen diharapkan akan ada suatu pewarisan sistem nilai maupun hasil budaya fisik yang luhur atau agung kepada generasi penerus.
Dari perjuangan rakyat Bali dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dapat diambil nilai-nilai seperti jiwa patriotisme, semangat persatuan dan cinta tanah air.
Untuk melestarikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya maka dibangun Monumen Perjuangan Rakyat Bali sebagai penghormatan terhadap para pahlawan serta dapat dijadikan obyek wisata Denpasar.
  1. Wujud Fisik Monumen
Monumen Perjuangan Rakyat Bali dibangun di areal Niti Mandala Denpasar, tepatnya di jalan raya puputan di tengah-tengah lapangan Puputan Margarana. Secara tata denah Monumen berbentuk segi empat bujur sangkar symetris, menerapkan konsep Tri Mandala yaitu :
a.       Gedung atau pelataran paling tengah adalah Utama Mandala (Jeroan) yang terdiri dari 3 lantai antara lain :
1)      Lantai Bawah (Nistaning Utama Mandala) terdiri dari :
a)      Ruang Informasi
b)      Ruang Teknis, Ruang Pimpinan
c)      Ruang Pameran
d)     Ruang Perpustakaan
e)      Ruang Souvenir
f)       Ruang Rapat
g)      Toilet 
2)      Lantai Tengah (Madianing Utama Mandala)
Merupakan ruamg diorama, tempat dupajangkan diorama Perjuangan Rakyat Bali yang berjumlah 33 unit.
3)      Lantai Atas (Utamaning Mandala)
Merupakan ruang peninjauan yaitu temat merenung sambil menikmati suasana keindahan disekeliling Monumen. Ditengah-tengah ruang lantai bawah terdapat telaga yang dinamai Puser Tasik, delapan tiang agung dan jalan tangga naik merupakan “Tapak Dara”.  
b.      Pelataran yang mengitari Utama Mandala adalah Madya Mandala (Jaba Tengah)
c.       Pelataran yang terluar yang mengitari Madya Mandala adalah Nista Mandala (Jaba Sisi) 
  1. Dasar Falsafah  
Wujud Monumen yang menjulang tinggi kengkasa dengan pelataran yang luas mencerminkan sifat monumental dan anggun berwibawa. Secara fisiologis wujud ini melambangkan Lingga-Yoni yaitu lambang Dewa Siwa yang memberikan kesehjahteraan dan kesuburan.
Diceritakan bahwa para dewa dan daitnya memutar gunung Mandhara di Ksirnamawa (Laut Susu) untuk medapatkan Amertha (Air Kehidupan Abadi). Cerita ini berasal dari epos besar Mahabarata yang mengandung makna untuk mencapai suatu hasil harus melalui kerja keras, tekun dan ulet.  Bentuk segi delapan dengan teratai berdaun delapan yang disebut Astadala yang melambangkan kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Anak tangga Kori agung pada pelataran tangan berjumlah 17 buah, tiang agung yang terdapat pada kolam ditengah-tengah bangunan inti berjumlah 8 buah, dan tinggi Monumen dari dasar sampai puncak adalah 45 meter. Bila angka-angka tersebut dirangkai akan tersusun 17-8-45 yang menunjukkan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.    

0 comments: